Powered By Blogger

terima kasih Ayah..Ibu..

Rabu, 12 Oktober 2011


Lahir disebuah keluarga kecil, sederhana dan harmonis. Membuatku tumbuh semakin dewasa dalam hal apapun. Kini.. usiaku bertambah satu tahun. Aku berdoa kepada Tuhan, agar keluargaku bisa selalu begini. Tidak kekurangan apapun.
Aku anak kedua dari tiga bersaudara. Ya.. Aku anak kedua tertua. Aku masih duduk dibangku sekolah SMA Katolik. Sekolah kecil, namun disinilah aku bisa mengecap pendidikan. Aku seringkali melihat betapa bahagianya mereka yang sekolah digedung besar, dan berbagai  fasilitas yang memadai.
Cita-citaku menjadi seorang arsitek. Ya.. itulah impianku. Aku ingin membangun rumah yang besaaaaarrrr sekali untuk kedua orang tuaku. Aku tidak ingin hidup orangtuaku begini saja. Mereka sudah cukup lelah.
Aku bangga punya seorang ayah, yang dimana selalu mendukung aku untuk belajar meraih prestasi. Ayahku menyuruhku untuk kuliah. Kuliah? Duit darimana? Sering aku termurung karna hal itu. kuliah tidaklah murah. Jutaan harus dikeluarkan. Aku hanya bisa tersenyum ketika ayah mengatakan “nak, kamu harus kuliah. Bagaimanapun juga. Ayah akan mencari uang sebanyak-banyak mungkin. Ayah mau lihat kamu sukses. Kamu pasti bisa! Kamu adalah harapan ayah saat ini. Kakakmu..sudah tiada. Hanya kamulah penyemangat ayah. Ayah yakin, kalau kamu memang niat, pasti ada jalannya.”
Mendengar kata ayah, membuatku menangis. Aku tidak bisa tidur. “Tuhan.. mengapa harus begini? Ayah sudah susah menghidupi kami. Tapi… Perjuangan ayah.. ayah… “ kataku menangis dalam hati.
“Le, kamu mau kuliah kan?ini aku ada brosur. Kuliah dikota. Pake jalur beasiswa Le. Tempatnya bagus loh! Kamu mau kan? Kita kuliah bareng-bareng.” Aku hanya terdiam melihat brosur tersebut.
Mengingatkanku apa kata ayah. Rasanya hati ini terpukul! Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus kuliah? Oh Tuhan..
Betapa beruntungnya mereka yang kaya raya . Tapi menyia-nyiakan kesempatan emas bagi kami. Kuliah .. menjadi sarjana.. itulah impian ku dan ayah.
Aku menceritakannya pada ayah dan ibu. Mereka menangis. Betapa mahalnya biaya kuliah. Aku tak kuasa menahan bendungan air mata dimata ini. Mulai menetes pelan. aku tau.. biaya sebanyak itu tidak mungkin langsung ada ditangan atau jatuh ke keluarga ini.
Tapi lagi lagi ayah menyemangatiku. “kamu ambil formnya. Soal biaya itu urusan ayah. Selama ayah masih ada, ayah masih sanggup kerja, kamu adalah tanggung jawab ayah. Ayah akan membiayai kamu kuliah.” Ayah menepuk pundakku dengan kasih. Ibu memelukku dengan cinta. Aku tersenyum menangis. Malam ini.. menjadi malam yang panjang…

==
Sekarang aku sudah duduk dibangku kuliah. Ini hasil kerja keras ayah. Ayah sungguh berjasa. Ayah memang selalu menempati janjinya. Aku kuliah di Universitas swasta jurusan kedokteran.
Sekarang akupun bisa kuliah sambil kerja. Aku juga kuliah dengan beasiswa. Jadi, agak meringankan beban kuliah dan adikku yang masih sekolah.
Setiap hari aku belajar dan belajar. Mengejar beasiswa. Awalnya aku juga tidak menyangka, aku bisa kuliah. Kuliah. Yang dulu hanyalah sebuah angan atau impian semata. Tapi Tuhan.. Tuhan telah mengabulkan semuanya lewat ayah dan ibu. Ya.. Kedua orangtuaku sangat berjasa.
Ayah..sebentar lagi aku akan menjadi seorang sarjana. Dokter. Itukan impian ayah? Ayah .. Terima kasih atas kerja kerasmu yang belum terbalaskan.
Ibu.. Kini anakmu akan menjadi seorang dokter. Terima kasih ibu atas segalanya. Ibu.. aku merindukanmu.
Tuhan.. apa kabar ayah dan ibu disana? Apa mereka turut bahagia melihat ku sebentar lagi akan meraih gelar sarjana dokter?



Ayah .. Ibu..
Tak ada satupun yang bisa kubalaskan.

0 соmmєп† ٩(-̮̮̃•̃)۶:

ZhuPhin