“tapi apa kata mereka ntar kalo tau-taunya elo malah nyakitin hati mereka? Eh, ngebohongin mereka. Emang lo tega apa?” tanya nya balik.
“hmmm iya sih. Gue gak tega juga. Tapi mo gimana lagi? Gue gak suka sama itu cowo. Cupu! Anak mami papi!” gerutu Oline.
“lah? Lo udah tau orangnya? Terus???”
“ya iya lah. Sering maen ke rumah gue. Biasa. Bonyok nya bisnis gitu sama bonyok gue. Gue gak demen banget deh. Enek. Iissssshhhh”
“yoda yoda. lo gue bantu. Tapi ada syaratnya?”
“apa?”
Tony hanya senyam senyum. Oline gak ngerti maksudnya apa kali.
_____________________>>>>__________________________>>>>_____________________________
“yuk masuk. Bonyok gue uda ada didalem. Lagi nungguin tuh si anak cupu. Yuk..”
“gapapa nih?” tanya Tony setiba di depan rumah Oline.
“gapapa”
Tony merasa dag dig dug. Was Was juga sih. Baru pertama kali dia ngelakuin hal senekat ini. Coba kalo bukan gara-gara Oline, Ogah gue juga , kata Tony dalam hati.
Sekitar tiga jam lamanya mereka ngobrol-ngobrol. Saatnya acara pertemuan ini ditutup.
“tenks yah ton, lo uda mau ngebantuin gue.” Kata Oline disambut dengan senyumnya. Dia gak bakalan tau apa yang terjadi kalo gak ada tony.
“masama. Gue cabut dulu yah.” Tony memakai jaket kulit dan menggas motornya. Oline melambaikan tangannya. Lalu segera masuk kedalam.
____________________>>>>_________________________>>>>_______________________________
Pagi ini rasanya jadi canggung. Apalagi kalo ketemu Tony. Gak tau kenapa. apa karna akhir akhir ini Tony yang selalu dekat dengannya? Ah, gak juga. Mereka emang udah temenan lama kok. Jadi kenapa yah??
Oline sibuk membagikan kartu undangan sweet17-nya yang tepat hari sabtu malem. Wah bisa sekalian malming juga nih. Hohohoho
Tony kemana yah? Tinggal satu kartu ditangannya. Kemana sih dia? kok tumben gak keliatan? Padahal hari ini juga satu bulanan Oline sama Tony bohongan pacaran. Demi ‘status’.
“eh Dre, lo liat Tony ga?” andre menggelengkan kepala.
Aduh, kemana sih itu anak? Padahal gue kan juga mau kasih dia bayaran selama sebulan ini. Kemana sih? Ckckck
Sudah seminggu lamanya Tony gak masuk sekolah. Tiba-tiba menghilang gitu aja? Ada rasa yang mengganjal di hati Oline. Merasa sesuatu ada yang hilang. Hilang. Kemana rasa yang dulu? Yang penuh canda tawa? Yang penuh keceriaan? Yang penuh keharuan? Yang selalu ada bersamanya setiap waktu?
Oline jadi mencemaskan Tony. Semestinya gak harus. Apalagi satu jam lagi ulang tahun Oline segera diselenggarakan. Betapa mewahnya. Bagai berlian. Sungguh amat mewah. Bukan hanya teman sekolah saja yang dateng. Ada beberapa teman dari sekolah lain. Bahkan para artis turut diundangnya.
Malam ini Oline bagaikan ratu. Yah. Ratu. Gaun yang dikenakan amat mewah. Hingga menyapu lantai karna saking panjangnya gaun itu. Mahkota kecil menghiasi kepalanya. Riasan pada dirinya juga sangat menawan. Tapi sayang, raja tidak ada disampingnya.
“oke.. Acara akan kita mulai. Gimana man?? Mana semangatnya!!!!” kata MC “ayo langsung aja kita panggil OLINEEEEEEEEEEEEEEE…. MANA APPLAUSE NYA!!!!” teriak MC memanggil Oline dengan semangat yang berkobar-kobar.
Oline sampai sudah di panggung dengan gaun yang indah. Beribu menatapnya penuh terpesona. Banyak mata yang iri terhadapnya akan penampilannya malam ini.
“oke Oline. Tanpa panjang kali lebar. Apa aja sih yang lo rasain selama ini? Share dong.”
Oline menghela napas setelah dilihatnya lagi Tony bener bener gak ada. Dia gak dateng. Haiiisssshhhh
“sewaktu gue kecil, gue emang anak yang bandel banget. Gue sering nyusahin mbok yang sampai sekarang masih betah ngerawat gue. Mbok gak pernah ngeluh. Mbok uda kayak bibi gue sendiri.”
“mama papa mungkin memang orang yang sangat sibuk. Sibuk banget. Tapi ini semua demi gue. Sampai akhirnya gue bisa berjalan, gue bisa hidup seperti ini. Ini bukan hasil gue. Tapi hasil jerih payah mama dan papa.”
“dan sekarang gue bisa bersekolah dan tinggal ditempat yang layak”
“tenks to mama dan papa yang udah ngerawat liline sampai liline bisa jadi seperti ini.”
Sebagian para tamu terharu dan menangis.
“liline juga mau trima kasih sama sahabat liline yang udah nemenin liline disetiap liline ngebutuhin mereka. Tapi belom tentu liline ada untuk mereka. Maaf yah temen temen”
Oline terdiam sejenak dan melihat disekitarnya lagi. Benar benar tidak ada dia.
“Oke.. mungkin itu yang lo rasain yah. Nah sekarang, cieeeee, siapa sih cowo lo? Ada yang tau?” semua menggelengkan kepala. “Nah, pas banget! Ayo.. siapa nih???”
“hmm.. ahahaha.. sebelumnya liline minta maaf sama papa dan mama karena liline udah ngebohongin mama dan papa. Kalo sebenarnya Tony itu bukan pacar liline. Sampai sekarang liline masih….” Belum selesai bicara tiba-tiba seseorang merebut mikrofon yang digenggamnya.
“Saya adalah kekasihnya. Hanya saja kami berdua tidak ingin dipublish. Kami sangat mohon maaf.” Kata pemuda itu.
Oline kaget. Sedih. Haru. Senang. Semua bercampur. Raja itu… telah tiba…. Semua saling bertukar pandang.
“oline.. gue ada disini. Lo gak perlu nyari gue. Line, gue mau lo jadi cewe gue. Lo mau kan?”
Oline jadi salting.
“oline, lo gak perlu jawab sekarang. Tapi gue mau kasih elo ini.” Tony mengeluarkan sesuatu dari kantong kiri celananya.
Sebuah cincin. Yah ampun!! Ini kan cincin yang waktu itu gue sama Tony liat di mall. Ja…jadii…
“mungkin lo bingung. Kenapa seminggu ini gue menghilang. Gue pergi cari kerjaan. Dan gue berhasil ngumpulin duit gue dan hadiah ini yang akan gue berikan kepada ratu yang ada didepan mata gue.”
Oline mengambil cincin itu lalu diberikannya kepada Tony, di ulurkan jari manisnya. Tony mengerti.
“Ton, gue mau lo jadi cowo gue. Gue sayang sama elo. Lo gak perlu beli cincin ini seharusnya. Uangnya kan bisa buat lo tabung. Lo juga butuh banget kan? Lo juga mau kuliah kan? But, gue hargain pemberian dari elo. Tenks banget yah.”
“jadi? Sekarang pacaran bukan hanya sebagai status dong?”
“ahahahahahaha” semua tertawa begitu juga Oline dan Tony.
By; ♥*ZhuPhin*♥
☺<<<>>> ☺
0 соmmєп† ٩(-̮̮̃•̃)۶:
Posting Komentar