Awalnya gue merasa nyamaaaannnn banget. Tapi ga tau kenapa akhir-akhir ini gue jadi bete gitu sama diaaaaa.. aaaaarrrrggghhhhhhh!!! GUE KANGEN MA LO!!! Seandainya …. Hihihihihi mulai deh berpikir yang…. :P
Diary pink selalu menjadi tempat curhat yang baiiikkk banget. Dia ga pernah komen tentang apapun. Sesering apapun Nadia mencoret-coretnya. Tentu dengan pena yang pink-serba pink-nya.
Hari ini Nadia harus siap-siap berangkat les. Kumon. “capeeee” rasanya mau tidur. Tapi, oh no!! gak gak gak !!! gak akan bisaaaa… kalo sampe gak les kumon, yang ada nanti juga gak boleh les melukis. Nadia menghembuskan napas dan tiba sudah di tampat lesnya.
Nadia dengan sekejap tertidur. Matematika sungguh membosankan. Buat apa sih belajar linear? Emangnya pas kerja dipake? Nggak kan?? Ada-ada aja. Nyusahin. Huh
“NADIA!!!” teriak teman-temannya serentak.
“hah?? APA?? ADA APA??”
“sana kamu cuci muka! Jangan malas!” perintah kakak Sin.
Dengan malas Nadia pun keluar. Ketoilet. Tentunya.
Kumon pun selesai sudah. Nadia dengan semangat menenteng tas pink-nya. Serta kanvas dan alat lukis lainnya.
Dengan gesit Nadia berlari ke lift. Nadia pun mulai menekan tombol 5.
“wah, gambar lo keren!” pujian dari Grace-teman satu timnya-yang saat itu Nadia sedang melukis seorang anak kecil sedang berdoa dengan tulusnya.
“hehehe.. tenk kyuu.. gambar lo juga keren! Gue aja belom tentu bisa” puji ku balik.
Gimana nggak? Ini bukan bohongan lohhh. Grace melukis dua orang anak-cewe n cowo-yang lagi berpegangan tangan dan si cowo lagi ngasih kado gitu. Wah! Gak kebayang deh. Katanya sih ini mengenang masa lalu dia. hihihihi
Para kakak senior datang untuk mensurvei berapa gambar yang cocok untuk dipagelaran pameran nanti.
“hmmm.. keren. Luar biasa. Warna yang netral. Cocok sekali.” Kalimat itu sedikit terdengar oleh Nadia.
APA??? Kak Joe muji karya gue? AAAAAAAA
Nadia hampir melonjak dari tempatnya dan teriak. Tapi untung dia masih sadar diri.
“GRACE… gila! Gak kebayang deh. Tadi tadi tadi.. aaaa”
“ada apa sih?? Kok lo seneng banget? Eh iyah, gue juga mo cerita nih!” jawab Grace sama girangnya.
“tadi kak Joe muji karya gue. Dia bilang karya gue baguuuussss banget. Gila. Ga kebayang banget. Padahal selama ini gue yang muji karya dia”
“wah, bagus dong! Akhirnya impian lo tercapai hihihihi”
“gue pulang duluan yah. Uda dijemput. Oke? Byeee”
“byeee.. titidije yah !!!”
Hati dan wajah Nadia gak berubah dari tadi sampe dirumah.
Untung BoNyok lagi gak ada dirumah. mbok juga lagi keluar. Nadia teriak sebebas mungkin “AAAA KAK JOEEEEEEE… I LOVE YOU!!! AHAHAHAHA”
Nadia turun dari atas ranjang dan menghampiri meja belajarnya.
Diary pink. Buku itu. dimana? Mana buku itu? oh Diary? Aku taro dimana? Aaaaaa… rese! Sewot Nadia.
Gak mungkin buku itu hilang. Gak mungkin. Nadia mencari sampe setengah mati. Dari kolong kasur sampe lemari diacak-acak.
Buku itu sungguh berharga! ARGKH!!!!
Nadia pasrah. Sekarang dimana buku itu?
“ASTAGA!! Semalem kan gue masukin ke tas. Terus.. apa jangan-jangan jato ditempat les? OH NO!!! GASWAT!!!”
Saking berharganya, Nadia rela mencari taksi untuk balik ke tempat les.
Sayang, sungguh amat sayang. Tidak berhasil ditemukan.
“kemana diary gue? Diary pink!” nadia menangis. Freak. Banget. Hanya karena sebuah buku. Tapi lo harus tau, buku itu dikasih dari seseorang yang sudah pergi jauuu.. jauuu.. dan gak akan pernah kembali lagi.
Nadia terlelap dalam tidurnya tanpa Diary Pink-nya.
Hoaaaaammmhhhhh… Nadia bangun dari tidurnya.
Nadia membereskan tempat tidurnya. Duduk sebentar diatas ranjang pink-nya. Yah ampun. Diary itu? kemana? Hidup tanpa Diary rasanya sungguh hampa.
Gue gak mao Diary gue diganti sama Diary yang lain. Diary itu.. banyak kenangan. Banyak kenangan yang sudah dituangkan. Diary itu sudah menjadi bagian dari hidupnya. Diary itu sejarah hidupnya. Diary itu sangat amat berarti.
Dengan lemas Nadia menelusuri koridor tempat lea lukisnya.
Nadia dengan cekatan melukis Diary Pink miliknya yang kini entah hilang kemana.
“hmmm.. kamu lagi melukis diary?” tanya kak Joe yang tiba-tiba sudah ada dibelakangnya. Namun Nadia tidak menghiraukannya. Baginya Diary itu sangat penting. gak boleh salah melukisnya.
Kuas itu masih dengan lembut mewarnai kanvas putih.
“sepertinya kamu sedang melukis Diary Pink yang banyak banget sejarah kamu dari senang, sedih sampe-sampe jatuh cinta juga ada hihihihi”
Nadia terdiam sejenak. Menoleh kak Joe, “maksud kakak? Dari mana kakak tau?” astaga.. kalo kak Joe tau, GASWAT!!! Itu kan kak JOE !!!
“hmmm…” kak Joe hanya tersenyum, “ini buku kamu bukan?” kak Joe memegang Diary Pink gue!
Dalam hitungan detik mukaku berubah jadi merah padam. Bukan marah. Tapi saking malunya. Untung ruangan itu kosong.
“ka..ka…kakak… sini bukunya.” Pinta ku.
“eitsss gak bisa :P bweeee”
Nadia mengejar kak Joe yang lari mengitari ruangan lukis.
Jantung Nadia begitu berdetak kencang. Kak Joe tau isi hati gue. Astaga.. apa ini rencanaMu God?
Nadia berhenti. Kewalahan mengejar kak Joe.
“ahahahah.. kenapa berenti? Capekah? Nih minum” kak Joe meyodorkan botol air.
Nadia meminumnya dengan rakus. “kak.. hmm.. kakak jangan kasi tau siapa-siapa yah tentang diary ku. By the way, kakak nemu dimana?” tanya Nadia yang tiba-tiba penasaran juga kok bisa ditangan kak Joe?
“gue nemu ditempat elo. Kebetulan lo juga uda pulang. Jadi yah gue bawa pulang aja. Makanya jangan teledor. Untung diary elo gue yang nemuin. Coba kalo gak? Ancur sudah. Bakalan kebongkar deh. Jatonya keorang yang tepat. Hehehe” jawab kak Joe dan menyerahkan Diary itu sembari duduk disamping Nadia.
“kak.. maaf yah..”
“untuk apa?”
“karena aku suka sama kakak”
Kak Joe terdiam sejenak. Hening. Seakan ruangan ini tidak ada orang.
“hmmm Nad”
Kak Joe menyentuh kedua bahu Nadia. Nadia tegang. Namun senang. Kak Joe …
“aku juga suka sama kamu, kamu mau kan jadi my girlfriend?”
WHAT? Kak Joe nembak gue??? Gue??? Astaga.. ini nyata kan? Ya kan???
Nadia mengangguk pelan. Bertanda ‘iya, gue mau’.
Malam pun tiba, Nadia kembali menulis kisahnya hari ini.
Dear Diary, lo tau gak? Gue hari ini seneng banget. Hari pertama gue jadian sama kak Joe. Kak Joe. *LoL*
apa yang gue impikan sudah menjadi kenyataan. Aaaa.. gue seneng banget. Trus lo juga sempet ngilang. Tapi untungnya lo ngilang ke orang yang tepat. Thx a lot my diary.. muaaahhhhh… :*
LOVE YOU, JOE. :D :*
apa yang gue impikan sudah menjadi kenyataan. Aaaa.. gue seneng banget. Trus lo juga sempet ngilang. Tapi untungnya lo ngilang ke orang yang tepat. Thx a lot my diary.. muaaahhhhh… :*
LOVE YOU, JOE. :D :*
Seminggu kemudian, pagelaran lukisan dimulai. Lukisan Diary Pink milik Nadia dilelang. Penawaran dari 1.000.000 hingga akhirnya ada yang membuka harga sebesar 50.000.000
“ahahahah… kamu ini, ngapain dibeli sih? Toh kan aku juga bisa ngelukis ini buat kamu” kata Nadia sembari duduk dibawah pohon dengan Joe-kekasihnya.
“karna aku mau, aku yang memiliki lukisan ini. Berkat Diary kamu, akhirnya kita sekarang..” kak Joe menatap mata Nadia dan meraih pipinya, “mmmuuuuaaahhhhhh” dikecup kening Nadia.
Nadia bersender pada bahu Joe, Diary Pink di peluk dan digenggam dengan erat, “tenks god, tenks diary” kata Nadia dalam hati dan tersenyum senang. Hari mulai gelap. Mereka pun pulang.
by; *ZhuPhin*
















2 соmmєп† ٩(-̮̮̃•̃)۶:
ahah.. nice jie... endingnya aku suka..
cuman kyknya, jalan ceritanya trlalu kecepetan deh.. kesannya ngebut bnget gtu..
ahahaha :D tenkss sist..
kalo terlalu panjang yang ada nanti pada bosen.. masih ada beberapa cerita yang gak kalah panjangnya. :P
silahkan dibaca lagi yang lainnya yahh..
n jgn lupa dikomen
ok??
tenk kyuu mei :D
Posting Komentar