Powered By Blogger

Perpustakaan Sekolah

Jumat, 29 April 2011


                      PART-2

“eh iyah, bdw, elo masih inget gak kejadian tiga tahun yang lalu?” tanya Karline.

 “hmm.. kalo gak salah yang cewe bunuh diri itu yah?” jawab Bela.

Karline menganggukan kepala dengan pelan. “gue jadi takut deh hhiiiiiiiiii serem banget. 
 Katanya sih ada di….” Karline mengusapkan kedua lengannya.

“ah uda deh. Jangan becanda! Mending kita pergi aja deh!” Bela memimpin jalan. Melewati perpustakaan yang serba lengkap.

Vinna masih berdiri diam ditempatnya. Apa sih maksud kakak kelasnya tadi? Ah. Apa iya dia Cuma bercanda? Gak lucu banget deh!

Masa iya sih di perpus ada… Vinna memandangi dalam dan tajam dilabirin U.

Sesekali Vinna mengintip celah celah rak buku. Takut ada…sesuatu. Barang kali. 

Praaaaannnggg!!! Suara buku terjatuh dari raknya. Vinna kagetnya bukan main.

Mukanya makin terlihat pucat. Dingin. Dan ketakutan menghiasinya.

Vinna jongkok dan mengambil buku yang jatuh itu. diletakannya seperti semula.

Semakin lama semakin berbeda rasanya. Hawa semakin bertambah dingin.

Tenang Vinna. Ini masih jam 5 lewat. Gak bakalan ada yang macem-macem deh. Vinna menghembuskan napasnya.

Vinna menunjuk satu persatu buku dengan jari telunjuknya. Ah! Dimana sih letakmu? Vinna kewalahan sudah hampir 4 jam mencari letak buku biografi yang dipinjam Yesi.

Vinna bisa dibilang murid baru. Jadi dia masih belum akrab dengan yang lainnya.

Meskipun sudah dua tahun menjabat pengurus perpustakaan. Vinna jarang melaksanakannya. Ada jam pergantian setiap murid.

Vinna pun bisa dibilang jarang masuk sekolah. Jadwalnya menumpuk sana-sini. Entah syuting, pemotretan dan lainnya.

Ia memang memiliki segudang prestasi. 

Labirin U memang sangat jarang ada peminat yang membacanya. Dan yang membereskannya pun juga adalah adik kelas.

Vinna menunjuk dengan tangan kanan dan kirinya. Dicelah kecil rak ia mendapati kakak kelasnya lagi ayik bercumbuan. Ah! Dasar playboy, Vinna melanjutkan tugasnya.

Sesaat perpustakaan sudah sepi. Tinggal menunggu dikunci oleh Vinna.

Ada yang aneh. Kenapa gue jadi merinding yah? 

Lampu dengan sekejap mati nyala mati nyala. Vinna ketakutan juga. Semakin erat buku itu digenggamnya.

Vinna mempercepat jalannya, setengah lari. Sampai juga ia di labirin Y. napasnya terengah-engah.

Sesekali Vinna melihat kebelakang, kanan, dan kiri. Untung gak ada apa-apa. Lampupun sudah nyala dengan normal.

Hmm,, mungkin tadi cuman lagi eror kali yah, pikirnya.

Labirin Y memang agak gelap. Lampunya sudah rusak. Tempat ini bakalan terang kalau hanya ada sinar matahari yang masuk.

Vinna jalan terus sambil memerhatikan satu per satu buku didalam rak.

Kotor dan berdebu sekali. Apa adik kelas gak ada yang membersihakannya? Ini kan tugas! Pemalas!

Kakinya yang lelah menyeretnya sampai dipojokan Y. Vinna mencium aroma yang dahsyat.
Aroma yang belum pernah diciumnya. Wangi bercampur dengan bau yak sedap.

Dari mana munculnya aroma itu? Tidak mungkin seseorang menyemprotkan parfum yang sengat disini. Kurang kerjaan!

Vinna mencari aroma tersebut. Sampai lupa tujuannya keperpus! Sia-sia kalau hanya untuk mencari arah aroma itu.

Aroma bisa mencar kesegala arah. Ta…pi… kok Cuma ada di sini yah? Pikirnya.

Vinna semakin takut. Takut. Dan takut. Serasa mau cepet-cepet lari keluar.

Tapi tidak mungkin Vinna! Elo harus balikin buku itu! data siswa gak boleh sampe hilang! Apalagi ditangan elo!

Vinna jadi kesal juga. Kenapa tadi dia gak minta Yesi buat nemenin atau paling engga nanya dimana letak buku itu.

Vinna mengangkat alis kirinya. Ada sesuatu dibalik tirai hitam.

Baru pertama kali Vinna melihat ada tirai hitam. Memang ruang untuk labirin Y agak sempit.

Tidak seperti yang lainnya.

Vinna dengan cekatan mendekati tirai itu. 

Tepat dimana Vinna berdiri, satu dua buku jatuh ke lantai.

Vinna membelokan pandangannya. Kearah buku yang berserakan.

Dengan sekejap Vinna kaget melihat sesosok bayangan dibalik tirai hitam itu.

Ternyata dua ekor tikus! Tikus sialan! Vinna menghela napas.

Kembali disusun buku itu. dan didapatinya sebuah kertas yang sobek. Dibaca kertas yang dipegangnya.

“Nata, ki…ta pasti bakal kangen bang…et deh sama elo. Elo baik-baik yah! Tu…han akan kasih yang ter…baik buat elo.” Sama aja kusamnya. Buram sekali tulisannya.

Ah, tak perlu lah dibaca. Sudah lewat. Tapi tunggu, ada foto. Satu foto yang dilihatnya. Sepertinya gue ke..nal…

Vinna tepat beridiri ditirai hitam. Sekarang yang ada ditangannya bukan hanya buku biografi angkatan 2002. Tapi juga secarik kertas yang ditemukannya barusan.

Dibuka secara pelan. Makin tercium aromanya. Pasti dari sini.

“WUUUUUAAAAAAAAAAAAAA” Vinna teriak histeris dan lompat.

Seekor tikus lari keluar dari balik tirai. Vinna lemas.

Dibukanya secara cepat tirai hitam itu.

“ASTAGA!!!” Vinna melihat sesosok tubuh yang bisa dibilang gendernya perempuan. Badannya yang langsing. Tapi kenapa mukanya ditutup?

Vinna menutup hidungnya. Bauuu… sekali!

i……ini kannn…… Vinna bengong sesaat. Gak percaya. Apa benar? Apa jangan-jangan dia hanya mimpi?

Vinna mencubit lengannya “awwww.. sakit!” berarti dia lagi gak mimpi.

Lampu mulai redup sesaat. Vinna menoleh ke arah perempuan yang menunduk.

Vinna gak tinggal diam. Dia langsung berlari. Lari secepat mungkin.

Akhirnya dia pun keluar.

Esok paginya perpustakaan itu menjadi rame. Bukan hanya ada guru dan murid, tapi juga ada polisi serta ambulance.

“gue gak nyangka. Itu kan Yesi.” Kata Vinna dalam hati. untuk lebih lanjut Vinna segera mencari data Yesi diangkatak tahun 2002. Kebetulan katanya Vinna alumni tahun 2000-an.

“nama Yesinata. Nama panggilan Nata. Prestasi yang diraih sangat banyak. Alumni 2001.”

“tanggal 20 05 2002 dinyatakan Yesinata telah meninggal.”

Berarti bisa dibilang setahun kemudian di…dia meninggal??

Jadi Yesi yang waktu itu kasih buku ke gue?

Dia udah MENINGGAL????????????

Vinna mendongakan wajahnya seketika. Didepannya Nata alias Yesi sudah berdiri didepannya.


By; *ZhuPhin*
http://www.facebook.com/zhu.phin
ym debora_tian
twitt @Valentine_Huang

Perpustakaan Sekolah

Kamis, 28 April 2011

Selalu saja seperti ini. Kapan sih pelajaran akuntansi bisa lenyap? Gerutu Vinna.
Guru killer, Pak Okki, segera menuju ruang kelas XII IPS-1. Langkahnya mulai terdengar. Serempak satu kelas duduk dengan manisnya.

Pelajaran pun berlangsung. Suasana menegangkan. Tatapan mata terus memandangi guru yang berkomat-kamit.

Vinna berdoa dalam hati biar pelajaran ini cepet-cepet selesai.

Bosen banget deh. Yang harus dilihat guru plus kayu penyiksaan miliknya.

Satu kelas jadi diem. Suntuk. Vinna melirik pelan, semua mata menahan kantuk. Termasuk dirinya.

Tengggg.. Teeeennggggg.. Teeeeeeeeennnnnnggggggggg

“YEESSSS” teriak satu kelas. Hmm, mungkin ini bisa dibilang ritual kali yah. Jadi setiap jam pelajaran selesai, semua teriak-teriakan.

Vinna senyum. Dan dengan lincah merapikan buku plus peralatan sekolahnya.

Dengan tergopoh-gopoh Vinna membawa buku tebal yang dipinjamnya dari perpustakaan. 

Akhir-akhir ini tugas memang numpuk. Apalagi udah mau ujian. Aaaaaa ==a

Vinna dikagetkan suara dari belakang,”Vinn!!!” Vinna hanya diam ditempat.

Yesi menepuk pundak Vinna. “elo mau ke perpus yah? Hmm, gue nitip ini yah. Oke. Tenks yah.. byyeeee”

Vinna bengong. Apa-apaan ini? Astaga!

Tempat yang dituju sampe juga. Vinna melemparkannya di meja. Disusunnya lagi sesuai dengan tempatnya.

Pas dibuku terakhir, biografi, Vinna tidak tau harus disusun dimana. Buku itu bukan dia yang pinjam, tapi Yesi.

Vinna mengelilingi labirin perpustakaan. Dicek satu per satu. Susah banget sih! Cape tau gak!
Hari mulai sore. Dari tadi Vinna mencari rak khusus biografi. Perpustakaan ini bisa dibilang cukup luas. Full AC dan 50 komputer, karena para guru sering mengerjakan tugas online diperpustakaan.

Rak disini dari A sampai Z. dan setiap rak itu 6 tingkat. Jadi agak tinggi. Susunan bukunya pun tidak beraturan.

“Rak khusus biografi apa ada diujung sana? Ah, gak mungkin! Ta..tapi.. kalo iya?” Vinna memandangi rak yang kusam, tak terawat.

Vinna coba mencari lagi dirak S. kakinya pun mulai lemas. Gak kuat lagi untuk jalan.

Diperpus tinggal dua atau tiga orang. Satu jam yang lalu semua sudah bubar.

Vinna duduk di labirin S. dilirik jam mungilnya. Sudah jam 5.

Yesi pasti uda pulang, pikirnya.

Vinna adalah salah satu pengurus perpustakaan. Jadi, buku yang dipinjem harus dikembalikan.

Tapi, seumur-umur alias dua tahun Vinna jaga perpus, belum ada satu orang pun yang meminjam buku biografi angkatan 2002.

Vinna membolak-balikan buku yang tebal digenggamannya. “hmm, masih suka aja deh baca biografi orang lain. Emangnya penting yah?”

Vinna yang merasa capek, akhirnya iseng membuka buku biografi mantan kakak kelasnya.
Dibacanya satu per satu. Sangat serius.

“nama Adinda, tempat lahir Bandung tanggal lima belas oktober 1985, prestasi yang diraih ya..itu lom…ba daaance, piiii..da..to,” Vinna membalikan halaman selanjutnya.

Buku itu memang sudah agak kusam. Datanya gak jelas. Tulisannya pun sudah tak terbaca.
Bukunya tebel banget deh. Hmm, berarti alumni taun itu pasti ruame banget, alias buanyak banget.

Vinna sudah duduk dua puluh menit. Sungguh tak terasa. Vinna melanjutkan kembali ke labirin T.

Kok dingin banget yah? Padahal AC disini kan kecil. Vinna menoleh ke kanan dan kiri. Dan kebelakang. Jauuuuuuuuuuuuuhhhh banget labirin A. baru pertama kalinya ia lewat labirin T. biasanya hanya sampe labirin C. karena itu khusus IPS.

Vinna merasakan hawa hawa yang aneh. Tiba-tiba saja perasaannya tidak enak. Bulu kuduknya naik semua.

Dengan cepat Vinna berhasil melewati labirin T. disana juga tidak ada khusus biografi. 

Duuuhhh dimana sih?? Keluh Vinna apalagi ditambah suasana yang menegangkan.

Meskipun sorot lampu begitu tajam. Tetap saja tidak bisa menghilangkan rasa takutnya.

“HEYYY..” Vinna dikagetkan suara yang berat dari sampingnya. “elo kok sendiri sih? Mau ngapain?” tanya Tio-kakak kelasnya- dan melirik buku digenggam oleh Vinna “hati-hati lohhh” itu ucapan terakhir Tio sebelum dia mojok dengan Tyas, pacarnya.

Lalu, sebenarnya ada dimanakah buku yang digenggam oleh Vinna? Apa benar yang dibilang para pengurus disini sebelumnya? Apa yang dia harus lakukan?


By; *ZhuPhin*
http://www.facebook.com/zhu.phin
twitt @Valentine_Huang
ym debora_tian

Love U Mom

Selasa, 26 April 2011


“itu apa anakku?” tanya sang mama menunjuk ke arah burung gereja ditaman sekitar.

“itu burung gereja mama,” jawab putranya senyum.

“itu apa yah anakku?” tanya sang mama masih menunjuk ke arah yang sama.

“itu burung gereja mama,” jawabnya lagi dengan senyum.

“itu apa yah?” sang mama masih saja menunjuk ke arah yang sama.

“itu burung gereja mama. Burung ge-re-ja.” Sang putra mengeja.

Sudah kesekian kalinya sang mama menanyakan hal yang sama.
Sang anak pun makin kesal. Dibawa pulanglah mamanya. Dasar tua. Pikun lagi. Ketusnya dalam hati.

Sang mama hanya tertunduk diam.

sesampainya, sang mama duduk di kursi goyang miliknya.

diatas pangkuannya terdapat buku kecil.

Dibukanya kembali diary yang sudah kusam dan penuh kenangan itu.

11 02 1991
wah! Aku gembira sekali. Hari ini anakku telah lahir. Melihat paras wajahnya sungguh mirip dengan ayahnya. Sangat lucu sekali. Dia putra pertamaku. Hmmm, akan aku berikan nama ‘Leonardo Fajar’ . Nama yang indah bukan? Semoga dia akan selalu menjadi fajar untuk semua orang. Amin.

30 03 1992
hari ini hari pertamanya Leo belajar jalan loh. Huaaaa huaaaa huaaaa dari tadi Leo menangis karena jatuh terus. Aku hanya bisa tersenyum dan membantunya lagi. Tetap saja. Tapi aku akan terus menuntunnya. Sampai ia lancar.

25 03 1993
Hari ini aku mengajak Leo ke taman. Disana banyak sekali burung gereja. Anakku bertanya, ‘ma, itu apa?’ aku menjawabnya, ‘itu namanya burung gereja sayang’. Dia terus bertanya hingga tak terhitung. Tapi aku terus menjawabnya dengan penuh senyum dan kasih. Aku sangat menyayanginya. Ohh Leo, betapa pintarnya engkau.

10 07 1993
Leo tadi bermain ditaman. Banyak burung yang berkeliaran. Tampaknya ia sangat menyukainya. Ia memaksaku untuk membelikannya. Aku tidak ada uang saat ini. Tapi aku janji aku akan mengabulkannya.

11 02 1994
hari ini aku berhasil mengumpulkan uang sebanyak lima puluh ribu untuk beli kado buat Leo. Aku belikan dia burung gereja. Burung yang amat disukainya. Dia sangat begitu gembira. Ia bertanya, itu burung apa ma? Indah sekali. Aku menjawabnya, ini burung gereja sayang. Aku dan Leo bermain bersama.

28 08 1996
Leo masuk rumah sakit. demam berdarah menyerangnya. Aku tidak tidur dua hari karena aku khawatir. Dan tidak sengaja Leo memuntahkan sarapannya ke baju satu-satunya yang aku bawa. Aku khawatir ada apa dengannya. Oh Tuhan, selamatkanlah anakku
.

Leo terus membaca buku diary yang telah kusam itu. Sang mama meninggalkannya dikursi goyang.
Leo masuk ke kamar sang mama.

“maaaa……..” Leo memeluk tubuh mamanya yang sudah tua.

“maafin Leo ma. Leo gak bisa jadi anak yang berbakti untuk mama. Leo .. Leo gak pantes jadi anak mama. Mama begitu baik. Mama…” Leo menangis.

Sang mama hanya tersenyum. Senyuman yang terlihat indah meski sudah tidak lagi bersinar.

“kamu kenapa menangis?? Sini anakku..” mama memeluk dan menghapus air mata sang putra.

Terlihat jelas bahwa mata mamanya pun berlinang air mata.

Leo memeluk mamanya dengan erat. Persis sewaktu dia kecil. Mama selalu memeluknya.

“Leo sayang mama …” Leo mengecup kedua pipi sang mama.

By; *ZhuPhin*
ym: debora_tian
twitt: @Valentine_Huang

Pollin' In Lop

Minggu, 24 April 2011

by: *ZP*-pollin' in lop-2011-24-04
 
Belum pernah aku merasakan hal seperti ini. Gugup, malu, salting, teraduk menjadi satu. Akh, ada apa dengan perasaan ini? Oh My God. Apa aku.. Apa aku, jatuh cinta? Sama dia? Oh No! Dia itu tuh cowo nyebelin. Rese. Tukang tidur. Males. Tapi, ada satu yang beda. Dia itu pinter main piano. Itulah yang bikin aku jadi..

Aku tidur malem banget. Cuman gara-gara mikirin cowo itu. Yah ampun. Dia main pianonya keren banget. Aduh Loni, duhhhh.. apa sih? Kok kamu malah makin mikirin dia sih? Dia itu kan cowo yang paling kamu benci. Masa kamu lupa? Jangan.. jangan.. jangan sampe aku beneran suka sama dia!
Aku jalan sendirian dan memberikan senyuman sama temen-temen, yang menyapaku. Pas aku mau masuk pintu gerbang, tiba-tiba ajah ,,,

 BRUUUKKKK  ..

Buku aku jatoh semua. Aku sangat kesel. Buru-buru aku beresin. Dasar cowo! Jalan gak pake mata kali yah? Gak bisa lihat apa ada orang didepannya. Gak minta maaf lagi. Malah kabur gitu ajah. “DASAR COWO NYEBELIN !!!!” uppssss,, semua kok jadi ngeliatin aku? 

Dimading banyak banget info-info yang penting en gak penting. Masa ada info tentang kecantikan, salon paling bagus en baju yang lagi nge-tren banget. Kan gak penting banget. Yah kan? Sekolah itu kan tempat menuntut ilmu. Bukannya jadi salon. Dasar cewe centil. 

Setapak demi setapak aku lewatin. Kok, ada suara bising gitu yah? Gumamku. Aku cepet-cepet nyari dari mana arah suara itu. ternyata ada diruangan aula musical. Aku buka pintunya, pelan. Ternyata, ada seseorang yang memainkan piano. Alunan lagu yang dibawakan sangat merdu. Aku cari tempat untuk menikmati alunan nada-nada yang tersebar keseluruh ruangan.

Sudah lima menit aku didalam aula. Baru aku sadari. MAMPUSSSsss,, teriakku. Siswa cowo itu langsung menghentikan jari-jarinya yang dari tadi menari diatas balok bernada itu. Ia menatapku. Aku hanya melihat kebawah. Aku menunduk. Cowo keren itu menghampiri ku. 

Duh, gimana nih? Jangan.. lo gak boleh sampe terpanah sama tuh cowo. Dia uda nabrak lo tadi pagi. 

“ngapain lo kesini? Lo dari tadi disini?” tanyanya.

GLEEEEKKK.. Pertanyaan apa itu? hah? Bukannya disambut ramah malah diketusin kayak gitu. 

“hah? Heh.. hellloooowww.. gue tuh kesini mau ngomelin elo! Lo uda nabrak gue, bukannya minta maaf malah main kabur ajah lo. Lo liat gak nih, baju gue jadi kotor. Gara-gara lo tau gak!” cetusku. Kesel.

“yang jato kan buku lo. Bukannya baju lo. Santaiii dong,” katanya cuek sambil merapikan kerah bajunya.

“lo tuh.. HEH !!! tau ah!!! Pokoknya lo mestiii…”

“ganti rugi? Sini baju lo. Gue bawa ke laundry langganan gue sekarang.”

“maksud lo apaan? Hah?”

Kok aku jadi salah ngomong begini sih? ARGKHHHHH…. 

Aku langsung pergi. Gak menghiraukannya lagi. Kenapa sih, setiap kali gue mau ngomelin dia, mau ngocehin dia, tapi malah gak pernah bisa. Kayak ada sesuatu yang bikin aku tuh jadi kasihan sama dia.

Atau mungkin karena dia, pianonya itu. yang bikin hati aku luluh? 

Anak-anak SMA rata-rata sudah pada punya gebetan or couple. Nasib aku sial banget yah. Suka sama cowo, tapi cowo itu gak suka sama aku(eitsss,, siapa bilang? Kan belum tau!). walaupun status aku jomblo, aku gak peduli tuh. Cuek ajah. Tapi hati gak bisa dibohongin. Hhhrrrrr…

YEEEE..

HOOORRREEEEEEEE

YESSS !!!

Semua pada seneng banget. Pas tau bulan ini bakalan ada camping. Mulai deh, sih para cewe centil beraksi. Dengan tos ala mereka. 

Cape banget. Tiga hari baru kita nyampe. Guru-guru memberikan intruksi penjelasan dengan detail. Dan bagi para anak cowo kebagian tugas untuk mendirikan tenda, sedangkan anak cewe bagian konsumsi. Kalo cuci baju, itu sendiri-sendiri. 

Angin malam disini enaaakkk banget. Sejuk. Udaranya juga seger. Apalagi api unggun sudah menyala terang. Ikut bergoyang. Ken menyanyikan sebuah lagu. Dan Boy juga ikut mengisi acara, main piano. 

Lagi-lagi aku tersentuh dan terlenyap dalam alunan nada itu. aku menikmati malam ini. Sangat menikmati.

Tiba-tiba ajah Boy maju kedepan. Dia ingin mempersembahkan sebuah lagu untuk seseorang yang spesial.

“maaf boys en girls, gue ganggu acaranya bentar. Gue, mau mempersembahkan sebuah lagu. Untuk seseorang yang spesial dihati gue,” Boy melirik ke sekeliling. “gue mau mempersembahkan lagu ini buat, Lonita.”

GUBRAAKKKK

Aku kaget. Aku tak percaya. Ternyata diaaa.. Tuhan. Aku.. 

Boy jalan kearah aku, dan menggenggam tangan aku. Dia menarik aku ke depan. Depan temen-temen dan guru. Aduh, muka aku langsung memerah. Kayak tomat ajah. Dia tersenyum dan mengecup kening aku. Aku pun membalasnya dengan pelukan. Semua bersorak sorai dan bertepuk tangan. Tapi, gak dengan genk centil. Muka mereka murung dan bete banget. 

Aku dan Boy resmi pacaran. Ini adalah moment terindah. “thanks god,” ucapku sambil menatap bulan dan bintang. Boy menggenggam tanganku erat.

                      ░▒Ѕэlαmατ Μэmъαcа даn Μέniκmατi▒░

By; *ZhuPhin*
http://www.facebook.com/zhu.phin
twitt: @Valentine_Huang
ym: debora_tian

ZhuPhin