“ah gak tau ah! Bawel ikh!” ketusku. Aku paling kesel sama mama. Bawel banget deh. Masa mau pergi ke bali sama temen gak dikasih sih. Takutan bener. Bawelllll…
Aku pergi tanpa pamit sama mama. Males. Pasti nanti dilarang lagi. Daripada dirumah, bete, mendingan pergi sama temen-temen deh. Have fun.
Dimobil kami semua teriak-teriakan, becanda, ngegosip en ngemil. Kebetulan tadi kita sempet mampir ke Mini Market. Aku borong. Kira-kira habis ratusan ribulah. Sedikit. Untuk temen sih gue mah gak apa lah.
Udah lima jam dari jakarta ke jogya. Tempat tujuan utama, Candi Borobudur. Kita foto-foto dengan gaya alay. Terus juga kita ke malioboro. Hhhhrrr,, jujur, aku lebih seneng pergi sama temen-temen dari pada sama nyokap. Pasti selalu ngelarang hidup gue. Siapa yang mau?
Hape ku berdering. Aku cek. HAH? 20 panggilan tak terjawab? Dari mawel(mama bawel). Bodo ah. Ngapain sih pake acara nelpon segala. Gue kan udah gede.
“siapa bro?”
“biasa, nyokap gue. Biarin ajah lah.”
“hahaha, cupu lo! Hari gini dicariin? Uda gak jamannya. Cemen ah lo.” Aku tersendir. Benar. Apa yang dibilang Siska itu emang bener banget. Pokoknya gue gak boleh jadi anak Cupu or Kolokan dan sebangsanya.
Akhirnya, aku memutuskan untuk ganti nomor hape. Biar sih nenek sihir itu gak bisa nelpon aku lagi. Emangnya apa urusan dia? Gak penting banget deh…
Hari ini cukup melelahkan kami semua. Ada yang tidur, baca novel, baca komik dan maskeran. Tapi gak dengan aku. Aku hanya menatap bintang. Keren. Bersinar terang. Dijakarta mana ada. Gue jadi kepengan tinggal disini, gumamku.
Aku sempet melakukan hal gila. Keluar dari rumah dan pindah kesini. Atau, aku gak usah pulang lagi. Buat apa aku tinggal sama dia. Kalo akunya terus-terus dikekang begini.
Sudah hari ke sepuluh aku di Bali tanpa memberi kabar ke mama. Iseng-iseng aku aktifin lagi nomor lama aku. Inbox penuh. Mama semua? Males ah bacanya. Langsung diapus ajah.
Semuanya pada sibuk ngeberesin barang masing-masing. Siap. Saatnya back to sweat home. Aku sih kangen rumah. Tapi gak kangen sama siapa yang tinggal didalemnya. Gak penting banget.
Nyampe juga. Setelah beberapa jam kita tempuh. Capeknya. Aku jalan kaki ke dalem. Apa-apaan nih? Kok, kok rame banget? Aku penasaran. Cepet-cepet aku berlari. Barang-barang aku tinggalin didepan pintu. Ada tetangga. Semua ngumpul. Ratusan mata menatapku. Tatapan tajam, sinis, iba dan najis. Aku tidak perduli, aku berlari hingga menabrak anak kecil, remaja dan dewasa. Ternyata. Mataku terbelalak. Mulutku menganga. Aku tak percaya. Aku berharap ini hanya mimpi. Sebatas mimpi.
Aku memeluk erat wanita yang tertidur dengan selimut putihnya. Sungguh suci. Sesuci hatinya. Aku menangis. Aku berteriak kencang. “TUHAAANNN, MAMAAAA!!! TUHAN, KENAPA ENGKAU MEREBUT MAMAKU? KENAPA TUHAN? Kenapa? kenapa?”
Aku gak bisa menahan rasa sakit ini. Hatiku pedih. Perih. Sakit. Terkoyak. Aku bersender ditembok yang kokoh. Aku memutar kembali masa-masa aku sama mama. Saat aku kecil hingga aku sedewasa ini.
Banyak sekali yang terekam. Dan aku baru sadar. Aku kangen mama. Mama yang sering menasihati aku. Mama yang selalu mendengarkan ceritaku sewaktu aku kecil. Mama yang mendongengkan aku ketika aku ingin tidur. Mama yang menjaga aku ketika aku sakit. Dan Mama yang selalu menungguku pulang kerumah. Mama.. Mama… Aku kangen semuanya. Aku kangen sama mama.
Hari ini menjadi hari terakhir aku bertemu sama mama. Aku gak akan bisa curhat lagi. Gak bisa merasakan senyumannya yang manis dan gak bisa merasakan pelukan dan ciumannya yang hangat. Aku gak mau mama pergi.
“kamu kemana ajah sih? Kamu tau gak, mama kamu itu nyariin kamu terus. Semenjak kamu pergi, mama kamu tidur diluar mulu. Berharap suatu saat atau hari itu anak kesayangannya tuh pulang. Sampe-sampe dia jadi sakit gini. kamu kenapa tega banget sama mama kamu sendiri? Hah? Mama kamu sampe gak makan. Gara-gara mikirin kamu doang. Sungguh kamu anak durhaka! Kamu gak pernah bisa dan gak akan pernah bisa bertemu dan meminta maaf lagi. Sudah terlanjur. Dia harus meninggal dengan keadaan seperti ini! Tega banget kamu. Mama mu sebaik itu kenapa harus mampunyai anak sejahat ini.” kata sepupuku. Aku hanya menundukan kepala. Dia menyodorkan amplob berlapiskan kertas pink. “nih surat dari mama kamu. Dia aja masih sempet bikin surat ini. Dengan rapi. Sedangkan kamu? Tinggal ngirim lewat sms aja gak bisa.”Aku mengambilnya. Aku membacanya perlahan.
Linda, kamu kemana saja? Mama rindu kamu. Mama kangen kamu. Kamu dimana sayang.cepatlah kamu pulang lindaku. Mama disini menunggumu. maafkan mamamu, bila selama ini mama selalu mengekang kamu. Mama tak bermaksud. linda.. anakku.. sayangku.. maafkanlah mama mu ini. Sungguh maaf. hanya ada satu yang mama ingin, kamu bisa tumbuh menjadi anak yang berbakti. mama sudah tidak kuat sayang. Mungkin mama akan.. maafkan mama jika suatu saat nanti kita tidak akan berjumpa lagi. Mama akan salalu merindukan mu. Tuhan, jagalah anakku. Linda. Tunjukkanlah jalan yang terbaik untuknya. mama sayang kamu. Selamanya.
Dari mama mu.
Aku melipatnya lagi. Rapi. Ini kenangan terakhir dari mama.
Mama. Maafkan anakmu ini. Aku tak pantas menjadi anakmu. Maafkan lah aku. Tuhan, berikanlah tempat yang indah untuk mama. I love You, Mom.
By: Valentine
maafkan aku, mama
Jumat, 21 Januari 2011
by; ♫♥Żнu Pніп ♥♫ (◡‿◡✿) 15.04.00
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Teman Tapi Musuh [2] Nesta terpaksa berangkat ke kampus hanya mengandalkan kaki. Kendaraan berlalu lalang sana-sini. Entah berapa banya...
-
DNK III.. merupakan suatu tim Drama yang lagi gue gelutin sekarang. tim ini gak hanya sebuah tim, tapi tim ini juga udah ngajarin tentang ba...
-
Haiii :D kali ini aku mau minta pendapat kalian jika kalian menjadi tokoh dicerita dibawah ini Yuuukkk kita baca !! ^^ Namaku Youra.. Aku...
-
Kehidupan ini selalu meningkat. Tidak pernah melihat ekonomi setiap orang. Pada umumnya, banyak sekali rakyat yang menderita. Akan tetapi, m...
-
Untuk menjadi seorang Vegetarian emang gak gampang dan gak susah Sob! Awalnya lo akan merasa bete juga karna gak bisa menikmati hidanga...
















0 соmmєп† ٩(-̮̮̃•̃)۶:
Posting Komentar